Jakarta, DN-II Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, seorang pakar Hukum Pidana Internasional dan ekonom terkemuka, mendesak pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk segera mencari solusi atas anjloknya harga komoditas pertanian dan ancaman pengangguran yang meluas di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu solusi yang digalakkan adalah program transmigrasi bagi masyarakat yang menganggur. (27/7/2025).
Pernyataan ini disampaikan Prof. Sutan Nasomal dalam sesi tanya jawab dengan para pemimpin redaksi media cetak dan daring, baik nasional maupun internasional, di kantor pusat Partai Oposisi Merdeka, Kalisari 65, Cijantung, Jakarta.
“Di balik slogan ‘Menuju Indonesia Hebat’ yang digaungkan pemerintah, kenyataan pahitnya adalah petani dan nelayan kita menghadapi berbagai permasalahan ekonomi,” ujar Prof. Sutan Nasomal. “Bagaimana bisa terwujud kesejahteraan jika harga hasil pertanian dan laut tidak memiliki standar resmi dari Presiden RI? Mengapa negara tidak pernah hadir menjamin petani dan nelayan agar tidak merugi? Mengapa peningkatan produk pertanian tidak terjamin oleh pemerintah?”
Prof. Sutan Nasomal menyoroti bahwa seharusnya pemerintah menjadi pelindung bagi petani dan nelayan. Ia menjelaskan bahwa biaya pertanian yang tinggi, seiring dengan biaya upah yang mahal, membuat banyak petani tidak mampu lagi bertani dan terpaksa menjual lahannya. Pergeseran ini, menurutnya, berpotensi menciptakan kelangkaan pangan di Indonesia. Ia juga menambahkan, “Apalagi, perluasan kelapa sawit telah menutup banyak lahan pertanian, sehingga petani kehilangan tempat untuk menggarap.”

Menjelang Hari Kemerdekaan di bulan Agustus 2025, Prof. Sutan Nasomal berharap kemerdekaan dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, tidak hanya segelintir orang. Ia menegaskan bahwa kemiskinan dan pengangguran sudah berada di “zona merah”, yang berakibat pada melemahnya daya beli masyarakat. “Krisis terberat saat ini ada di pundak rakyat,” imbuhnya.
Ia secara khusus menyoroti harga singkong di tingkat petani yang kini hanya Rp 700/kg, menyerukan agar Presiden RI Jenderal Haji Prabowo Subianto mengupayakan harga singkong bisa kembali ke harga yang sehat.
Daftar Harga Sayur Mayur dan Buah di Tingkat Petani Bogor (Minggu, 27 Juli 2025):
Harga Sayur Mayur:
* Singkong: Rp 700/kg
* Ubi: Rp 3.000/kg
* Tales Bogor: Rp 3.000/bonggol
* Ketimun: Rp 5.000/kg
* Jagung: Rp 3.000/kg
* Kunyit, Lengkuas: Rp 3.000/kg
* Jahe Gajah: Rp 7.000/kg
* Jahe Merah: Rp 3.000/kg
* Tomat: Rp 7.000/kg
* Labu Siam: Rp 3.000/kg
* Cabai Rawit Jablai: Rp 45.000/kg
* Cabai Rawit Hijau: Rp 35.000/kg
* Cabai Keriting Hijau: Rp 20.000/kg
* Cabai Keriting Merah: Rp 25.000/kg
* Terong Ungu/Terong Lalap: Rp 4.000/kg
* Kangkung: Rp 2.000/ikat
* Bayam: Rp 2.000/ikat
Harga Buah:
* Pisang Ambon: Rp 80.000/tandan
* Pisang Tanduk: Rp 35.000/tandan
* Pisang Uli: Rp 30.000/tandan
* Pisang Kepok: Rp 40.000/tandan
* Pisang Sereh: Rp 30.000/tandan
* Pisang Lampung/Pisang Mas: Rp 20.000/tandan
Prof. Sutan Nasomal menekankan, “Semua harga ini masih di tingkat petani. Kondisi seperti ini menuntut pemerintah untuk pro terhadap petani.”
Narasumber: Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, S.H., M.H., Pakar Hukum Pidana Internasional, Ekonom, Presiden Partai Oposisi Merdeka, Jenderal Kompii, dan Pendiri/Pengasuh Ponpes ASS SAQWA PLUS Jakarta. Kontak: 08118419260.
Eksplorasi konten lain dari
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
