oppo_4
Cilacap, detiknasional.id – Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Silih Asih Desa Matenggeng ikuti pelatihan pasca panen manggis yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap yang bertempat di balai Dusun Matenggeng 1, Desa Matenggeng, Kecamatan Dayeuhluhur, Senin (04/11/2024).
Mahbud Juanedi Kabid Hortikultura Kabupaten Cilacap menuturkan kegiatan yang dilaksanakan adalah pelatihan terkait pasca panen manggis, kami mencoba berkoordinasi dengan gapoktan Silih Asih Desa Matenggeng bagaimana caranya supaya bersama-sama untuk mewujudkan adanya packing house di Desa Matenggeng sehingga nanti ketika di scan barcode di bea cukai itu munculnya manggis dari desa Matenggeng atau kabupaten Cilacap.
Kami mengajak narasumber dari Balai Karantina ikan, hewan, dan tumbuhan Provinsi Jawa tengah yang satuan pelayanannya di Cilacap, ini terkait bagaimana PR kami di Dinas Pertanian untuk Desa Matenggeng yang merupakan penghasil Manggis dengan luas wilayah 465 hektar masih di ekspor lewat kota lain, ucapnya.
“Jadi ketika kami mendapatkan pertanyaan terkait ekspor manggis kami hanya bisa menjawab belum ada dan kita hanya produksi tetapi yang packing house yang teregistrasi baru ada di Tasikmalaya,” imbuhnya.

Tentu saja kami juga membutuhkan anggaran untuk pembuatan packing house dan mungkin kita akan coba lewat APBD kabupaten, provinsi atau pusat supaya packing house terigistrasi itu bisa di wujudkan di Matenggeng minimal ada satu atau dua packing house, tambah Kabid Hortikultura saat diwawancarai usai kegiatan,
Mahbub juga menyampaikan terkait dengan holtikultura di Kabupaten Cilacap bahwa masih kekurangan bawang merah, kami di tahun 2023 masih kekurangan bawang merah kurang lebih sekitar 4000 ton, sehingga kami harus berinovasi terhadap daerah-daerah lainnya, sementara ini yang masih produksi itu ada di kecamatan Adipala dan berkeinginan untuk deklarasi di kecamatan lain yang ada di kabupaten Cilacap.
Kebetulan di daerah kecamatan Dayeuhluhur dan kecamatan Wanareja itu merupakan sentral cabai yang paling banyak, jadi nanti kita akan coba replikasi di daerah tersebut dimana pola kerja dari bawang merah yang nanti kita coba adalah bawang merah dari TSS (bawang merah yang berasal dari biji) yang mana ini merupakan penanamannya sama seperti cabai dengan melakukan penyemaian terlebih dahulu, ungkapnya.
Mudah-mudahan inovasi di wilayah Cilacap bagian barat ini melalui produksi bawang merahnya bisa berhasil sehingga kedepannya kita bisa swadaya, swasembada, dan surplus, papar Kabid Hortikultura Kabupaten Cilacap, tandasnya.
Catur Rahayu Prihatiningrum Analis Perkarantinaan Pertumbuhanan Cilacap dari Balai Karantina memberikan dukungan bilamana di Desa Matenggeng terdapat teknologi atau sarana ahar dapat dilakukannya prouksi ekspor untuk manggis.
Untuk pengurusan ekspor ini dapat dilakukan melalui instansi OKKPD Jawa Tengah, dan tentunya apabila persyaratan pembangunan ekonomi sudah dapat terpenuhi maka dapat dilakukan administrasi, paparnya.
“Dari Balai Karantina sendiri akan memberikan dukungan sepenuhnya bagaimana packing house yang standar, PPLP maka dari itu sebagai tahap awal kami memberikan bimbingan teknis kepada petani di Kecamatan Dayeuhluhur menganai kegiatan atau aktivitas dalam packing house itu sendiri,” tutupnya.
Dalam kesempatan tersebut turut hadir Kabid Hortikultura Kabupaten Cilacap, Analis Perkarantinaan Pertumbuhan Cilacap Balai Karantina ikan, hewan, dan tumbuhan Provinsi Jawa tengah, Koordinator PPL Kecamatan Dayeuhluhur, dan perangkat desa. (Dani)
Eksplorasi konten lain dari
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
