Indramayu, DN-II Setiap pagi di kampus Mahad Al-Zaytun bukan hanya dimulai dengan matahari yang menyingsing, melainkan dengan denyut kesibukan para guru dan karyawan yang bergegas menuju titik-titik strategis tempat tugas mereka. (26/6/2025).
Bila ditanya hendak ke mana, jawaban mereka serempak: briefing. Kata yang sederhana ini tak lagi sekadar aktivitas rutin, namun telah menjelma menjadi budaya kerja yang melekat kuat dalam sistem pendidikan Al-Zaytun. Brifing pagi ini sudah diajarkan Syaykh Al Zaytun sejak Mahad Al Zaytun berdiri, bahkan sejak masa awal pendirian bangunan fisiknya.
Briefing bukan sekadar formalitas. Ia adalah sarana komunikasi organisasi yang efektif untuk menyampaikan informasi, formasi, hingga instruksi sebelum suatu kegiatan dilaksanakan. Tujuannya jelasโmeningkatkan kesadaran, pemahaman atas tujuan dan prosedur, serta mempererat koordinasi antar elemen pendidikan. Ketua Majelis Guru, Drs. Purnomo, M.Pd., menjelaskan bahwa briefing pagi hari dimanfaatkan untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan, menyampaikan informasi penting, serta memberikan instruksi kerja harian.
Ritual ini dipimpin langsung oleh kepala satuan pendidikan masing-masing, diakhiri dengan pembacaan doa syukur:
โRabbi awziโnii an asykura niโmatakallatii anโamta โalayya wa โala waalidayya wa an aโmala shaalihan tardhaahu wa adkhilnii birahmatika fii โibaadikas shaalihinโ (QS An-Naml: 19),
dilanjutkan doa rabbana maa khalaqta hadza baathila subhaanaka faqina adzabannar (QS Ali Imran ayat 191), dan ditutup doa kebangsaan dengan menyanyikan Indonesia Raya tiga stanza yang diikuti serentak oleh guru, tenaga kependidikan, hingga seluruh pelajar di kelas masing-masing.
Semua informasi dari briefing dirangkum notulis tiap unit dan disebarluaskan melalui grup WhatsApp agar seluruh pihak menerima informasi secara seragam dan cepat.
Struktur Briefing yang Teratur dan Konsisten
Waktu pelaksanaan briefing telah ditentukan secara presisi. Untuk para guru, briefing dilaksanakan pukul 06.30โ06.55 di ruang masing-masing: Gedung Umar untuk MI, Gedung Ali untuk MTs, dan Gedung Utsman untuk Madrasah Aliyah. Sementara itu, briefing karyawan dilakukan di halaman Masjid Rahmatan Lil โAlamin, dipimpin oleh Tim Pembangunan dan salah satu eksponen unit kerja.
Setelah briefing umum, masing-masing unit melanjutkan dengan briefing lanjutan sesuai struktur internal mereka. Inilah yang mencerminkan kultur kerja terstruktur dan simultan: setiap satuan bergerak secara paralel namun tetap terkoneksi dalam irama organisasi besar bernama Al-Zaytun.
Uniknya, bahkan pada masa liburan, briefing tak pernah berhenti. Karena sistem cuti guru diatur secara bergelombang menjadi tiga kelompok, maka selalu ada sepertiga guru yang standby di kampus. โBriefing saat cuti tetap berjalan karena kerja mendidik tidak pernah libur,โ ujar Dr. Ali Aminulloh, S.Ag., M.Pd.I., M.E., Ketua Majelis Pengendali Asrama Pelajar (MPAP).
Briefing Masa Cuti: Konsolidasi, Bahasa, dan Spirit Nasionalisme
Pada masa liburan, briefing dilaksanakan dengan format sedikit berbeda. Disentralisasi secara bergiliran di asrama-asrama yang ditunjuk MPAP. Sebelum agenda utama dimulai, terdapat pelatihan kebahasaan selama 30 menit oleh Tim Peningkatan Bahasa, dari pukul 07.30 hingga 08.00. Tujuannya adalah mengasah kompetensi linguistik para guru sebagai bagian integral dari pengembangan diri mereka.
Briefing resmi dimulai pukul 08.00 dengan serangkaian kegiatan: pembukaan, menyanyikan Indonesia Raya, pembacaan doa Asmaul Husna dan Asmaun Nabi, hingga penyampaian materi oleh pimpinan Majelis Guru dan MPAP. Tak lupa, doa pengawalan tugas pun kembali dibacakan, seolah menjadi segel semangat baru setiap harinya.
Selepas briefing sentral, para guru kembali ke asrama masing-masing. Di sana, briefing dilanjutkan oleh mudabbir asrama, menyampaikan kegiatan harian dan target-target yang harus dicapai. Di masa inilah, para guru selain menyiapkan pembelajaran semester depan juga melakukan kerja-kerja praktis: membersihkan lingkungan, memperbaiki asrama, dan berbagai kegiatan fisik lainnya.
Setiap hasil briefing kemudian dilaporkan ke grup WA unit masing-masing. Laporan ini menjadi basis evaluasi dan perencanaan kegiatan berikutnya. Terbentuklah siklus kerja yang disiplin, terkontrol, dan berkelanjutan.
Epilog: Briefing Sebagai Cermin Peradaban Kerja
Briefing di Al-Zaytun bukan hanya soal menyampaikan informasi atau mengatur agenda kerja. Ia adalah cermin budaya profesionalisme yang bersandar pada nilai-nilai spiritualitas, nasionalisme, dan tanggung jawab kolektif. Di balik kegiatan rutin yang tampak sederhana ini, tersembunyi filosofi besar: bahwa pendidikan adalah pekerjaan tanpa libur, dan membina manusia tak mengenal kata selesai.
Dengan konsistensi briefing setiap pagi, baik di hari aktif maupun masa liburan, Al-Zaytun mengajarkan bahwa perubahan besar hanya bisa lahir dari disiplin kecil yang dilakukan terus-menerus. Inilah denyut nadi Al-Zaytun: bekerja dalam diam, tertib dalam langkah, dan bermakna dalam setiap gerak.
Oleh Ali Aminulloh
Red
Eksplorasi konten lain dari
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
