DN-II Mengapa Rusia bisa diizinkan menempatkan misil di Kuba, padahal Kuba sendiri adalah negara Non-Blok. ….????
Karena bagi Kuba, lebih relevan berkubu dengan Uni Soviet daripada memenuhi komitmen sebagai anggota Gerakan Non Blok.
Kuba itu adalah negara komunis kecil yang berada di halaman belakang Amerika Serikat. Rezim komunis pimpinan Castro itu sudah mengalami terancam digulingkan CIA dalam Insiden Teluk Babi. Dan semua orang tahu, kegagalan itu tidak akan bikin AS kapok. Pasti akan ada upaya-upaya selanjutnya. Jadi koordinasi pertahanan erat dengan Uni Soviet itu bukan pilihan lagi: itu keharusan.
Sebenarnya, seluruh Gerakan Non Blok itu, kalau boleh saya simpulkan, hanyalah omong kosong aja, karena tiap negara di situ pada akhirnya memilih salah satu dari kedua kubu dalam Perang Dingin.
Biru tua = anggota, biru muda = pengamat
Indonesia di era Soekarno jelas berkubu dengan Uni Soviet dan belakangan RRC. Di era Soeharto geser ke AS. Pakistan mesra dengan AS. India dengan Uni Soviet. Afganistan meminta bantuan Uni Soviet untuk mempertahankan rezimnya. Vietnam Utara memerangi Vietnam Selatan dengan dukungan penuh Soviet-RRC. Korea Utara juga omong kosong kalau dibilang netral, jelas-jelas bagian dari kubu Soviet-RRC.
Selain itu, anggota GNB juga berperang satu sama lain. India vs Pakistan misalnya. Bahkan Soekarno yang katanya bersahabat dengan Nehru sebagai sesama pendiri GNB, waktu perang India-Pakistan malah berpihak ke Pakistan, bahkan mendukung secara militer dengan memberi kapal perang dan memblokir India di Andaman. Lalu Iran-Irak juga berperang selama 8 tahun.
Salah satu cita-cita GNB adalah anti-kolonialisme dan imperialisme, mendukung hak untuk kemerdekaan tiap bangsa. GNB mendukung penentuan nasib sendiri bagi Sahara Barat (dari Maroko) dan Puerto Rico (dari AS). Tapi di saat yang sama anggotanya punya issue separatisme masing-masing: Yugoslavia dengan Kosovo, Indonesia dengan Timor Timur-Aceh-Papua, India dengan Kashmir, dll.
Ada banyak dari Dasasila Bandung (prinsip-prinsip GNB yang diciptakan di KAA Bandung 1955) yang dilanggar oleh anggota-anggotanya. “Settlement of all international disputes by peaceful means, in conformity with the Charter of the United Nations.” misalnya. Kita tahu banyak perang atau konflik bersenjata yang dilakukan oleh negara-negara anggota, termasuk Indonesia, India, Mesir, Vietnam. Begitu juga dengan butir ini “Recognition of the movements for national independence”, sebagaimana sudah saya sebutkan di atas.
Bahkan sebelum Perang Dingin berakhir, polarisasi dunia sudah pecah tiga, khususnya setelah pemisahan Sino-Soviet. Dunia jadi terpecah 3 kubu: AS, Soviet, dan RRC. Dan anggota-anggota GNB semua memikirkan kepentingan masing-masing yang mana lebih bermanfaat dari tiga kubu utama itu.
Belum lagi kalau kita bicara kestabilan politik. Mayoritas negara-negara GNB tidak stabil secara politik: kudeta, perang saudara, revolusi adalah hal yang sering terjadi. Bahkan pada peringatan 10 tahun KAA tahun 1965 di Algiers, Aljazair bikin repot karena kudeta terjadi pada waktu presiden Soekarno dalam perjalanan terbang ke sana. Dan sebagaimana kita tahu, dalam beberapa tahun giliran Soekarno yang tumbang.
Apalagi setelah Perang Dingin berakhir. Apa pula relevansi GNB? Dalam artikel-artikel yang membahas geopolitik, tidak pernah ada satu pun yang saya baca menyebut-nyebut GNB. Dalam percaturan geopolitik global, masing-masing memilih kubu sendiri. GNB tidak berhasil menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Yang mendamaikan Israel-Mesir dan Israel-Yordania bukan GNB. Yang memerdekakan Timor Timur juga bukan GNB. Begitu juga Konfrontasi Indonesia-Malaysia tidak ada andil GNB di situ. Konflik India-Pakistan juga GNB tidak berinisiatif apa-apa.
GNB hanya acara kumpul-kumpul negara-negara dunia ketiga untuk mengesankan seolah-olah mereka adalah kubu yang independen. Kenyataannya, mereka harus ngeblok ke salah satu kubu.
Jadi mohon maaf, foto ini memang gagah:
Para pendiri GNB
Tapi unfortunately, ini hanya acara kumpul-kumpul aja.
Kalau Anda punya argumen yang bertentangan, boleh dikasih di kolom komentar. I’m all ears.
BY:SAR.
Eksplorasi konten lain dari
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
