Jakaeta, DN-II Industri mebel dan kerajinan Indonesia memiliki potensi besar untuk terus bertumbuh baik di tingkat nasional maupun global. Pendapatan pasar furnitur Indonesia diperkirakan mencapai US$3,30 miliar di tahun ini dengan tingkat pertumbuhan 2,26% untuk periode 2025 โ 2029.
Terlebih, industri furnitur Indonesia dikenal memiliki produk dengan nilai tambah yang tinggi dan mampu bersaing di tingkat global.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh BUDI SANTOSO selaku Menteri Perdagangan saat melakukan kunjungan pada hari Jumโat tanggal 7 Maret 2025 mengunjungi Pameran Mebel dan Kerajinan Indonesia Internasional Furniture Expo (IFEX tahun 2025) di Jakarta International Expo โ JIExpo Kemayoran โ Jakarta mengatakan Kementerian Perdagangan sangat mendukung promosi produk mebel dan kerajinan untuk mancanegara pada skala Internasional, Kerjasama dengan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) terus ditingkatkan,
diharapkan hasil produk kita jangan kalah bersaing dan lebih baik dari negara lain, yang paling penting kontinuitas kebutuhan bahan baku tetap terjaga terutama bahan baku rotan jangan diseludupkan, pada saat kunjungan tersebut melihat mebel dan kerajinan berbahan baku rotan cukup ramai mengisi stand/both pameran IFEX tersebut, Pada kesempatan tersebut,
Budi Santoso selaku Menteri Perdagangan didampingi oleh Fajarini Puntodewi selaku Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, bersama Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur, Deden Muhammad F.S; dan Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur melakukan peninjauan stand/both peserta Pameran IFEX Tahun 2025, salah satu stand yang dikunjungi adalah Both Nomor M โ 15 C Kriya Nusantara yang tahun ini menampilkan produk terbaru khusus kerajinan yang diminati negara Timur Tengah yaitu Kerajaan Saudi Arabia dan Emirat Arab terutama negara Qatar dengan harga per unit lebih dari serratus juta rupiah, selanjutnya juga mengunjungi stand / both milik Dika Hendrawati owner VILLO INDONESIA produk industry sanitary untuk rumah tangga dan hotel-hotel yang sudah merambah pasar eksport khususnya Australia,
produksinya di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, serta seluruh Hall A, B, C, D dan Grand Hall disambangi oleh Menteri Perdagngan bersama rombongan stafnya dengan antusias menanyakan perkembangan eksportnya dan kendala โ kendala pemasaran dengan ramah dengan gaya senyumannya yang khas dan ramah.
Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur. Ia optimis industri furnitur Indonesia mampu bersaing di tingkat dunia karena memiliki desain dan inovasi yang tidak dimiliki oleh negara lain. Indonesia juga kaya akan bahan baku untuk mendukung pertumbuhan Industri.
โKita sangat mampu untuk bersaing di tingkat global karena kita memiliki kualitas yang sangat baik baik dari segi skill perajin maupun corak desain yang unik. Kita juga memiliki sumber daya bahan baku yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan industri ke depan,โ ujar Sobur. Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia dan ini perlu dimanfaatkan oleh para pelaku industri dengan mengkreasikan rotan dan bahan natural material lainnya menjadi produk furnitur bernilai tinggi dan estetik, tegas Sobur. 
Di sisi lain, masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh industri furnitur Indonesia agar bisa maju.
Tantangan tersebut antara lain terhambatnya logistik pengiriman ekspor akibat kondisi geopolitik, kebijakan kelestarian lingkungan hidup di negara tujuan ekspor, meningkatnya impor furnitur, serta isu keamanan dalam berinvestasi. Diperlukan kerja sama seluruh pemangku kepentingan untuk menemukan solusi terbaik demi menjawab tantangan di atas. Memajukan industri furnitur menjadi penting mengingat industri ini adalah salah satu industri pendukung yang berkontribusi cukup signifikan bagi perekonomian nasional.
Redaksi : DADAN RAMADHAN / Wartawan Nasional
Eksplorasi konten lain dari
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
